Catatan Akhir Tahun’15 : Tangisan Anak Malang
Malam yang sunyi,
tenang, menghanyutkan
Siapapun akan terlena
akan indahnya malam ini
Yang ihiasi indahnya
sang purnama
Bernyanyi riang
Bercanda tawa
Menapakai jalan
kehidupan ini
Namun tidak bagi diriku
ini
Diriku yang penuh liku
Penuh haru, sesal,
tangis yang mendalam
Hatiku bagai hancur
brantakan
Diinjak, diremuk, di
caci maki
Oleh sbuah takdir
kehidupan yang mengecam
Rasa dihatiku
Peluh dijiwaku
Bercucuran, menetes,
membekas
Di jalan pulang
Tak kuasa tubuh ini
mengangkat raga
Menopang jiwa yang
rapuh karena asa
Asa yang’’tlah sirna
karena takdir
Takdir hidupku bersua
denganmu
Dirimu yang membuatku
rapuh
Ku rapuh trpuruk lesu
Telah lama ku pikul
beban yang terlalu berat
Di bahu yang lmah ini
Terlalu lama ku mnangis
Merintih menahan sakit
Kau yang menusukkan
pedng
Lancip
Yang teramat dalam
Merasuk ke dalam relung
dijiwaku
Mencoba bertahan
Bertahan dalam
ketidakpastian
Namun air mata ini
terus berjatuhan
Mengingat sejumlah
kenangan yang ada
Kenangan pahit
Yang kau lakukan
Padaku
Hingga darah pun
menetes
Jatuh tak beraturan
Air mata ini pun kering
Berganti jeritan dari
harti
Saksi bisu tak bersuara
Namun bergema menembus
sukma
Teramat sakit
Sakit
Dan hati punmenangis
Terasa pengap di dada
Hingga tak berdaya ku
menopang
Jiwa yang ‘tlah hancur
Berkeping – keping
berhamburan
Sesal, kesal, pengap
menekan mendesak
Intimidasi!
Namun pillu
Lara dihatiku ini tetap
ku jalani
Demi menanti sebuah
kebahagiaan dalam lamanya kesedihan
Kesendirian
Diriku ini
Bak menanti turunnya
hujan di musim kemarau
Menanti kesejukan dalam
kehampaan
Mengukir asa dalam
kemustahilan
Tangisan lara hati ini
memburu
Sang anak malang yang
berkesimpuh
Di jalan takdir yang
penuh liku
Hampir saja aku mati
Mati rasa padamu
Dan aku pun ingin
mengakhirinya
Karena
Impian rasanya ‘tlah
sirna
Musnah!
Diriku
Bagai terombang –
ambing di tengah lautan
Di hempas sang ombak
Di terjang batu karang
Di terpa badai kejam
Tanpa tujuan
Adakah yang peduli
Adakah yang melihat
Menoleh pun enggan
Anak malang di jalan
pulang
Dia ingin pulang
Namun jalan penuh
rintang
Tolonglah dia meangis
Menangis karenamu
Karena kau ‘tlah
menggores luka
Di hati yang sudah
remuk
Kau pun tambahkan
irisan perih di atas luka hati
Membuat rapuh tak
berdaya
Olehmu yang terlalu
kejam
Menindasnya,
membuangnya, menghancurkan
Kebahagiaan
Impiannya!
Ku harap cinta rasanya
sama seperti dulu
Agar rasa hati tetap
hangat setiap waktu
Ku harap kegahagiaan
kan datang secepat kilat
Agar kesedihan kan
lenyap, terlalap
Termakan masa
Debu - debu dan lumut
merintih telah dibersihkan
Dan semua memori pahit
yang kau limpahkan
Kini telah resmi
menjadi kenangan kelam
Masa lalu
Kejam
Yang menyesakkan
Sering bergantinya
tahun dan berubahnyamusim
Ita kan mengantarkan
perginya musim yang berlalu
Dan kuucapkan . . .
SELAMAT TINGGAL
I wake up from my long
sleep
And a see the things
around me
I’ll be on my own
With my simple
appearance
Because I’m a simple
girl
Cheerful and Artistic
Soul
Who now I loss my
happiness, my nice smile
And
My sweet life!
I’m a people with a
million weakness of my life
Let’s help me from
change them
Now I want to be
yourself
Follow me to enjoy the
beauty of the world
For now, tomorrow,
And forever!
And we young forever
Forever
Or never?
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya aku
terbuang
Berikanlah kebahagiaan
Utuh!
Yang selamanya
Rahayu
Setiyarini © December 2015